Generasi Beta, yang lahir di tengah derasnya arus teknologi dan ketergantungan pada dunia digital, menghadapi tantangan unik dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, upaya Membangun Generasi Beta dengan karakter yang kuat dan positif menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga dan lingkungan digital tempat mereka bertumbuh. Sinergi kedua elemen ini sangat krusial untuk menciptakan individu yang tangguh dan berintegritas.
Peran keluarga adalah pondasi utama dalam Membangun Generasi Beta. Di era di mana gawai menjadi bagian tak terpisahkan, orang tua perlu menjadi pemandu yang bijak. Komunikasi dua arah, penanaman nilai-nilai moral sejak dini, serta penerapan batasan waktu layar yang konsisten adalah beberapa langkah penting. Bukan hanya tentang melarang, tetapi lebih kepada mendampingi dan menjelaskan konsekuensi dari setiap perilaku. Riset dari Pusat Studi Keluarga di Jakarta pada Mei 2025 menunjukkan bahwa anak-anak Generasi Beta yang memiliki waktu berkualitas dengan keluarga, seperti membaca buku bersama atau berdiskusi, cenderung menunjukkan tingkat empati yang lebih tinggi. Hal ini menegaskan bahwa fondasi karakter berasal dari interaksi nyata dalam keluarga.
Lingkungan digital, yang meliputi media sosial, gim daring, dan konten hiburan, juga memiliki pengaruh besar dalam Membangun Generasi ini. Ini adalah pedang bermata dua; di satu sisi, digital menawarkan akses tak terbatas pada informasi dan kesempatan belajar. Di sisi lain, ia juga rentan terhadap informasi palsu, perundungan siber, dan konten negatif. Oleh karena itu, literasi digital menjadi keterampilan esensial. Orang tua dan pendidik harus mengajarkan anak untuk berpikir kritis terhadap informasi yang mereka terima, memahami jejak digital mereka, dan berinteraksi secara positif di dunia maya. Pada sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Bandung pada April 2025, para pakar menekankan pentingnya kurikulum literasi digital yang terintegrasi di sekolah untuk Membangun Generasi yang cerdas digital dan beretika.
Tantangan dalam Membangun Generasi Beta berkarakter tidak kecil, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan kolaborasi erat antara penguatan nilai-nilai di dalam keluarga dan pemahaman serta pengelolaan lingkungan digital yang tepat, kita dapat membimbing Generasi Beta untuk tumbuh menjadi individu yang berintegritas, berempati, dan siap menghadapi masa depan dengan karakter yang kokoh.