Ancaman Negara Lansia: Peran Krusial Kaum Milenial dalam Pembangunan 2045

Indonesia sedang menghadapi realitas demografi yang menuntut perhatian serius: populasi yang menua dengan cepat. Fenomena ini bukan lagi sekadar proyeksi, melainkan sebuah kondisi yang dikenal sebagai Ancaman Negara Lansia, di mana proporsi penduduk usia produktif mengecil sementara jumlah warga senior melonjak signifikan. Kondisi ini membawa implikasi besar terhadap keberlanjutan ekonomi, sistem jaminan sosial, dan kapasitas inovasi bangsa, terutama dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Data yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 14 Februari 2025 menunjukkan bahwa pada tahun 2035, diperkirakan 15% dari total populasi Indonesia akan berusia di atas 60 tahun. Lonjakan ini akan menempatkan tekanan besar pada sistem kesehatan dan skema pensiun. Studi kasus yang dilakukan oleh Pusat Kajian Ekonomi Demografi pada Oktober 2024 di salah satu kota besar mengungkapkan bahwa biaya perawatan kesehatan untuk lansia telah meningkat 25% dalam lima tahun terakhir. Tanpa intervensi yang tepat, potensi Ancaman Negara Lansia ini dapat menghambat pertumbuhan dan stabilitas nasional.

Di sinilah peran krusial kaum milenial menjadi sangat vital. Sebagai generasi yang saat ini mendominasi angkatan kerja dan berada di puncak produktivitas, milenial adalah kunci untuk menopang beban demografi ini dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Kemampuan mereka dalam mengadopsi teknologi digital, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan pasar adalah aset tak ternilai. Mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing global, serta mengembangkan solusi kreatif untuk masalah sosial, termasuk yang berkaitan dengan pelayanan lansia.

Untuk mengoptimalkan peran ini, pemerintah dan sektor swasta perlu berinvestasi lebih dalam pada pengembangan kapasitas milenial, mulai dari pendidikan vokasi yang relevan hingga program peningkatan keterampilan digital dan kewirausahaan. Kebijakan yang mendorong fleksibilitas kerja, dukungan bagi sandwich generation (milenial yang menopang orang tua dan anak), serta insentif untuk inovasi sosial akan sangat membantu. Selain itu, diperlukan reformasi sistem pensiun dan kesehatan agar lebih adaptif terhadap perubahan demografi dan mengurangi dampak Ancaman Negara Lansia.

Masa depan Indonesia di tahun 2045 sangat bergantung pada sinergi antara kebijakan pemerintah dan potensi tak terbatas dari kaum milenial. Dengan kesadaran akan Ancaman Negara Lansia dan investasi yang tepat pada generasi muda, Indonesia dapat mengubah tantangan demografi ini menjadi peluang untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran yang berkelanjutan.